Mungkin diantara anda agak sedikit bingung yang baru migrasi dari VB
6.0 ke VB Net dalam pembuatan suatu program, contohnya penggunaan
perintah insert, edit dan delete. Sebenarnya konsepnya sama saja baik VB
6.0 maupun VB Net yang membedakan hanyalah pada jendela dan sedikit
perubahan struktur bahasa dan objeknya.Baik disini saya akan mencoba
sedikit berbagi mengenai pengetahuan saya dalam pemrograman VB Net
dengan database Access beserta koneksinya. Berikut Langkah-langkahnya :
1. Buka Microsoft Visual Studio anda dengan cara pilih Start >>
All Program >> Microsoft Visual Studio 2008 ini versi VB Net yang
saya gunakan.
2. Setelah terbuka jendela Start Up kemudian pilih Create Project
buat nama project anda sesuai keinginan anda dan disini saya buat
proInputBarang simpan project anda sesuai keinginan anda dan usahakan
satu directory dengan database anda kemudian pilih OK
3. Sebelum memulai berkoding ria sebelumnya kita buat dulu
databasenya disini kita pake database Access. Pilih Start >> All
Program >> Miscrosoft Office >> Miscrosoft Office Access
2007 ini versi yang saya gunakan. Buat nama database misalnya dbBarang
dan jangan lupa simpan dengan ekstensi .mdb biar mudah konfigurasinya
caranya pilih icon folder disamping nama database kemudian pada Save As
Type pilih Miscrosoft Access Database (2000 format) (*.mdb) lalu pilih
Ok kemudian pilih Create..
4. Kemudian buat sebuah tabel dengan nama tblBarang buat 5 field dengan kriteria sebagai berikut :
5. Setelah selesai membuat database beserta tabelnya selanjutnya kita
masuk lagi ke project VB Net kita, buat beberapa control seperti label,
textbox , button dan DataGridView desain seperti tampilan dibawah ini :
6. Pilih menu Project >> proInputbarangproperties , setelah
muncul jendela properties maka pilih pada bagian Settings, kemudian buat
konfigurasi seperti gambar di bawah ini :
untuk field value buat konfigurasinya seperti gambar berikut :
7. Kembali ke form design kemudian ketikkan perintah dibawah ini :
Imports System.Data.OleDb
Public Class Form1
Private Sub TampilData()
Using Conn As New OleDbConnection(My.Settings.ConnStr)
Using Adp As New OleDbDataAdapter(“Select * From tblBarang”, Conn)
Conn.Open()
Dim Tabel As New DataTable
Adp.Fill(Tabel)
DataGridView1.DataSource = Tabel
End Using
End Using
End Sub
Private Sub Button1_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Button1.Click
Dim Tambah As String = “Insert Into tblBarang Values(‘” &
TextBox1.Text & “‘,’” & TextBox2.Text & “‘,’” &
TextBox3.Text & “‘,’” & TextBox4.Text & “‘,’” &
TextBox5.Text & “‘)”
Try
Using Conn As New OleDbConnection(My.Settings.ConnStr)
Using cmd As New OleDbCommand(Tambah, Conn)
Conn.Open()
cmd.ExecuteNonQuery()
MsgBox(“Data Berhasil Ditambah”, MsgBoxStyle.Information, “Perhatian”)
TampilData()
End Using
End Using
Catch ex As Exception
MsgBox(ex.Message)
End Try
End Sub
Private Sub Button2_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Button2.Click
Dim Ubah As String = “Update tblBarang Set NamaBarang=’” &
TextBox2.Text & “‘, HargaBeli=’” & TextBox3.Text &
“‘,HargaJual=’” & TextBox4.Text & “‘,Jumlah=’” &
TextBox5.Text & “‘ Where KodeBarang=’” & TextBox1.Text & “‘”
Try
Using Conn As New OleDbConnection(My.Settings.ConnStr)
Using cmd As New OleDbCommand(Ubah, Conn)
Conn.Open()
cmd.ExecuteNonQuery()
MsgBox(“Data Berhasil DiUbah”, MsgBoxStyle.Information, “Perhatian”)
TampilData()
End Using
End Using
Catch ex As Exception
MsgBox(ex.Message)
End Try
End Sub
Private Sub Button3_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Button3.Click
Dim Hapus As String = “Delete From tblBarang Where KodeBarang=’” & TextBox1.Text & “‘”
Try
Using Conn As New OleDbConnection(My.Settings.ConnStr)
Using cmd As New OleDbCommand(Hapus, Conn)
Conn.Open()
cmd.ExecuteNonQuery()
MsgBox(“Data Berhasil Dihapus”, MsgBoxStyle.Information, “Perhatian”)
TampilData()
End Using
End Using
Catch ex As Exception
MsgBox(ex.Message)
End Try
End Sub
Private Sub Button4_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Button4.Click
End
End Sub
Private Sub Form1_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles MyBase.Load
TampilData()
End Sub
End Class
selesai sudah program yang sudah kita buat sekarang coba anda
jalankan kalau benar langkah-langkah yang anda kerjakan maka tampilan
program anda akan seperti ini :
Maaf kalau tulisan saya masih berantakan yach…karena kejar tayang
makanya seperti ini tapi yang penting artikel ini benar adanya…
yang mau download source codenya berikut linknya :
Selasa, 28 Mei 2013
Senin, 27 Mei 2013
Kinerja Otak Berkurang Pada Umur 40 tahun
Dari Hari ke hari Mesteri keajaiban Al-Quran masih terus
tersingkap di hadapan kita. Dan hari ini kita mendapatkan pengetahuan
baru yang memastikan bahwa kinerja pikir seseorang mulai berkurang pada
umur Dini….
Dalam salah satu arikel (bertopik: misteri Umur 40 tahun) pernah membahas tentang pertumbuhan Otak yang terus berkembang sampi pada umur 40-an. Kemudian terhenti sampai pada umur ini. Dan hari ini para Ilmuwan juga telah memastikan hal itu bahwa pertumbuhan otak akan mengalami reduksi setelah berumur sekian. Maka terdapat studi baru yang dipublikasikan dari “Jurnal kedokteran Inggris” yang memaparkan bahwa jumlah usia sangat berpengaruh terhadap perubahan kognitif pada seseorang. Dan terkadang pada kasus-kasus tertentu berakibat timbulnya penyakit Alois Alzheimer (kepikunan dini) atau penyakit lain dari jenis dimensia (pikun) dan kadang bermula pada usia dini, pada pertengahan atau akhir-akhir Umur 40-an.
Para peneliti mengatakan bahwa penurunan itu sangat minim sehingga kecil kemungkinkan untuk diteliti dalam kehidupan sehari-hari, dan hal itu telah diungkapkan dari sebuah riset obat yang menyertakan peserta berumur tiga atau empat tahun, maka hasil riset terakhir menjadi penting karena membuktikan obat tersebut efektif sebagai penawar kepikungan jika digunakan ketika muncul gejala-gejala penurunan kinerja kongnitif.
Penelitian sebelumnya telah berkesimpulan bahwa penurunan kinerja kongnitif pada manusia terjadi sebelum usia enam puluh tahun. Akan tetapai hasil riset terakhir menujukkan bahwa hal itu terjadi pada pertengahan usia.
jadi, ketika seseorang berumur empat puluh tahun maka pertumbuhan otaknya telah terhenti dan setelah umur ini sel-sel otak mulai rusak, tetapi tanpa penelitian dan studi yang rumit serata dilengkapi dengan peralatan yang canggih, sangat kecil kemungkinan untuk menyadari hal tersebut.
Dan kembali kami katakan: Maha suci Allah! Bukankah Al-Quran telah mengisyaratkan hal ini sebelum 1400 tahun lalu, tatkala mengisyaratkan bahwa manusia ketika mencapai batas kinerja otaknya pada Usia empat puluh tahun, maka akan mengalami penurunan setelah itu! Allah Swt berfirman :
…sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat yang telah Engkau berikan….(Al-Ahqaaf:15)
Dan Terdapat pertanyaan kepada semua yang mengingkari Risalah Islam: Bagaimana bisa Rasulullah Saw mengetahui bahwa umur 40 adalah batas pemisah antara periode kesempurnaan Daya akal seseorang dan penurunan kinerja otak ?
Diterjemahkan oleh: Khairul Amri H
Dalam salah satu arikel (bertopik: misteri Umur 40 tahun) pernah membahas tentang pertumbuhan Otak yang terus berkembang sampi pada umur 40-an. Kemudian terhenti sampai pada umur ini. Dan hari ini para Ilmuwan juga telah memastikan hal itu bahwa pertumbuhan otak akan mengalami reduksi setelah berumur sekian. Maka terdapat studi baru yang dipublikasikan dari “Jurnal kedokteran Inggris” yang memaparkan bahwa jumlah usia sangat berpengaruh terhadap perubahan kognitif pada seseorang. Dan terkadang pada kasus-kasus tertentu berakibat timbulnya penyakit Alois Alzheimer (kepikunan dini) atau penyakit lain dari jenis dimensia (pikun) dan kadang bermula pada usia dini, pada pertengahan atau akhir-akhir Umur 40-an.
Para peneliti mengatakan bahwa penurunan itu sangat minim sehingga kecil kemungkinkan untuk diteliti dalam kehidupan sehari-hari, dan hal itu telah diungkapkan dari sebuah riset obat yang menyertakan peserta berumur tiga atau empat tahun, maka hasil riset terakhir menjadi penting karena membuktikan obat tersebut efektif sebagai penawar kepikungan jika digunakan ketika muncul gejala-gejala penurunan kinerja kongnitif.
Penelitian sebelumnya telah berkesimpulan bahwa penurunan kinerja kongnitif pada manusia terjadi sebelum usia enam puluh tahun. Akan tetapai hasil riset terakhir menujukkan bahwa hal itu terjadi pada pertengahan usia.
jadi, ketika seseorang berumur empat puluh tahun maka pertumbuhan otaknya telah terhenti dan setelah umur ini sel-sel otak mulai rusak, tetapi tanpa penelitian dan studi yang rumit serata dilengkapi dengan peralatan yang canggih, sangat kecil kemungkinan untuk menyadari hal tersebut.
Dan kembali kami katakan: Maha suci Allah! Bukankah Al-Quran telah mengisyaratkan hal ini sebelum 1400 tahun lalu, tatkala mengisyaratkan bahwa manusia ketika mencapai batas kinerja otaknya pada Usia empat puluh tahun, maka akan mengalami penurunan setelah itu! Allah Swt berfirman :
(…حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ…) [الأحقاف: 15]
…sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat yang telah Engkau berikan….(Al-Ahqaaf:15)
Dan Terdapat pertanyaan kepada semua yang mengingkari Risalah Islam: Bagaimana bisa Rasulullah Saw mengetahui bahwa umur 40 adalah batas pemisah antara periode kesempurnaan Daya akal seseorang dan penurunan kinerja otak ?
Diterjemahkan oleh: Khairul Amri H
Embriologi Menurut Quran dan Sunnah Bagian ke 2
Oleh : Khaerul Amri H
Allah Swt telah mengaruniakan `Bukti-Bukti Nyata` kepada setiap Utusan dari para Rasul-Nya, sebagai peneguh Risalah yang dibawanya dalam memikul beban Dakwah dan menyeru kepada ummat manusia menuju penyembahan Allah Swt semata.
Para Ulama menamakan `Bukti-Bukti Nyata` itu dengan istilah `Mukjizat`, dan sudan menjadi sunnahtullah bahwa Mukjizat-mukjizat yang dikaruniakan pada setiap Rasul harus sesuai dengan kondisi ummat yang diserukan, sesuai dangan wawasan dan pemikiran mereka agar memberi pengaruh kuat dalam mengajak mereka ke jalan yang benar. Seperti pada Zaman Firaun, ketika kaum paganis Mesir Kuno dahulu sangat mengagungkan kekuatan Sihir, maka dengan Mukjizat-Mukjizat nyata Nabi Musa A.s dapat mengalahkan Ilusi-ilusi para penyihir untuk membebaskan Bani Israel dari cengkraman Firaun, dan tatkala Nabi akhir zaman Muhammad Saw diurus untuk seluruh Manusia, Allah Swt mengaruniakannya dengan beraneka ragam Mukjizat yang sesuai dengan Kondisi, wawasan dan pemikiran Ummat manusia dari setiap generasi-generasi hingga hari Kiamat. Seperti Pada zaman Arab Jahiliah, ketika kefasihan tutur kata tertuang dalam bait-bait Syair yang sangat dibanggakan oleh bangsa Arab, maka Al-Quran tampil dengan gaya literatur yang karismatik dan tak tertandingi yang seketika melumpuhkan lidah-lidah para pujangga besar Arab dalam menentang dan mengingkari keajaiban kesastraan Mukjizat Nabi Muhammad Saw. Tidak berhenti sampai di sini, setelah Beliau wafat bukti-bukti kebenarannya masih terus bermunculan dari generasi ke generasi, betapa banyak kejadian yang membuktikan kebenaran Nubuwat-Nubuwat Baginda Rasulullah ?, Bukti kebenaran tersebut akan terus bermunculan bahkan pada era modern saat ini, ketika kejayaan sains melahirkan teknologi dan penemuan-penemuan yang menakjubkan Allah Swt kembali memperlihatkan kebesaran-Nya lewat Mukjizat Nabi Akhir Zaman ini yang terdapat dalam Al-Quran dan As-sunnah. Diantara Mukjizat paling spektakuler yang menyikap keterlambatan Ilmu pengetahuan dan banyak mengislamkan para Ilmuwan Besar (1) adalah Mukjizat tentang tahapan-tahapan penciptaan manusia dalam janin (Embriologi) yang akan kita ketahui dalam beberapa bagian tulisan InsyaAllah.
Ketika berbicara tentang Embriologi dalam prespektif Al-Quran dan As-Sunnah terdapat beberapa fase atau tahapan dasar yang akan dilalui embrio sebelum berevolusi menjadi manusia, Mengenai tahapan evolusi embrio Allah Swt berfirman:
Dari ayat ini, Fase penciptaan Manusia terbagi dalam beberapa tahapan yaitu: Fase pertama: sperma (Air mani), Fase kedua: Segumpal darah dan daging, Fase ketiga: pembentukan tulang belulang dan pembungkusan (dengan) daging, Fase Keempat: pembentukan Manusia.
Fase Pertama-Sperma
Di antara permasalahan yang sukar nan kompleks sepanjang perjalanan sejarah embriologi adalah Penemuan mengenai urutan dan tahapan-tahapan pembentukan Embrio, dianggap rumit dikarenakan keterbatasan sarana dalam meneliti eksistensi embrio yang berukuran sangat kecil terkhusus pada minggu-minggu pertama kehamilan, hingga ditemukannya Mikroskop pada abad ke tujuh belas yang mendorong para Ilmuwan untuk menyimpulkan bahwa sel sperma pada lelaki dan sel telur pada perempuan memiliki peranan mendasar dalam pembentukan embrio.
Namun pada hakekatnya, Al-Quran ( yang kembali ke abad ketujuh silam) adalah referensi pertama yang menjelaskan secara detail tahapan-tahapan eksternal embrio, dan proses-proses internal penting yang terjadi dalam setiap tahapannya. Dengan pengistilahan Komprehensif yang sangat fleksibel Al-Quran telah menguraikan fakta Ilmiah tersebut.
Ada pun Fase pertama yang akan kita bahas pada bagian tulisan kali ini adalah Tahapan Sperma (air mani) atau Spermatozoid (النطفة )
Definisi istilah
Kata نطفة Sperma dalam bahasa Arab dapat diartikan dalam beberapa makna, diantaranya: Sedikit atau setetes air. Dan Ibnu Manzur menafsirkan bahwa: Sperma disamakan dengan setetes air (2)
Sepeti yang diisyaratkan dalam Hadist riwayat Imam ahmad dari Abdullah bin Masud ra bahwa: seorang yahudi pernah berlalu sementara Rasulullah Saw tengah berbincang dengan para sahabatnya, lalu berkatalah Kafir Qurais kepadanya: “Wahai Yahudi, sesungguhnya orang ini (Nabi Muhammad) mengaku dirinya sebagai Nabi”, Yahudi berkata: “akan kutanyakan kepadanya tentang sesuatu yang tidak diketahui kecuali para Nabi”, maka ia pun datang dan duduk di hadapan Beliau kemudian bertanya: “ wahai Muahmmad, dari manakah Manusia diciptakan?, Rasulullah Saw menjawab: “Wahai yahudi,(diciptakan) dari setiap Air mani Laki-laki dan Perempuan” (3)
Dari hadist ini dapat dikatakan bahwa istilah air mani mencangkup Sel sperma dan Ovum, yang akan berakhir pada proses implantasi (penanaman) dan ada pun prose-proses yang akan dilalui sperma sebagai berikut:
1. Air yang terpancarkan ( ماء دافق )
Sperma pada Pria keluar dengan terpancarkan, seperi yang diisyaratkan dalam Al-Quran:
Yang perlu diperhatikan dari ayat ini bahwa kata `Pancar` disandingkan dengan `Air` yang menunjukkan makna: sifat pancaran yang kuat pada Air (4)
Di era Modern kini, ilmu pengetahuan menemukankan bahwa sel-sel sperma yang terdapat pada air mani pria harus berkriteria organisme yang aktif dan bergerak memancar, karena hal itu merupakan syarat terpenuhinya proses inseminasi (pembuahan). Juga ilmu pengetahuan berkesimpulan bahwa Air mani perempuan yang mengandung Ovum (sel telur) bergerak memancar sewaktu keluar menuju saluran rahim (Tuba Fallopi) dan karakteristik Ovum harus berjenis organism aktif dan bergerak merambat untuk mencapai proses pembuahan.
Maka makna dari `Air yang dipancarkan` yang dijelaskan dalam Al-Quran telah mewakili sifat cairan dari sperma dan Ovum sebelum proses pembuhan.
Gambar 1: sperma atau Air Mani yang diperbesar 450 kali, setiap sel sperma memiliki kepala berbentuk Oval dengan sedikit menonjol, dengan tubuh pendek dan ekor bergerak membantu membawanya mencapai tempat pembuahan.
Gambar 2: Ovum yang diperbesar (100) kali, proses penarikan sel telur ke bagian dalam saluran. Nilsson et al, A Child is Born, New York, Delacorte Press, 1982
2. Saripati ( سلالة )
Lafaz سلالة Saripati dalam bahas Arab digunakan dalam beberapa makna, diantaranya:
Sesuatu yang tercabut atau terlepas secara perlahan-lahan (5)
Juga bisa bermakna: ikan panjang (6)
Salah satu Ahli tafsir mengatakan bahwa Kata المهين (yang hina) yang dimaksud dalam Ayat adalah cairan lelaki (7)
ketika kita memperhatikan dengan seksama bentuk sel-sel Sperma maka bisa kita simpulkan bahwa sel Sperma adalah: Saripati yang berasal dari sperma laki-laki berbentuk ikan panjang dari cairan yang hina (Air mani) (Lihat Gamabar 1), semua hal itu telah tercantum dalam firman-Nya:
Dengan masuknya sel sperma pada sel telur, maka keduanya akan membentuk نطفة الأمشاج atau setetes mani yang bercampur (antara benih lelaki dengan perempuan) (Lihat gambar 4). Dalam salah satu Hadist Nabawi menjelaskan bahwa proses pembuahan tidak akan terjadi dari semua sel-sel sperma yang terdapat pada Air mani lelaki, Rasulullah Saw Bersabda:
Uraian Hadis Nabawi di atas sangat tepat dengan apa yang diungkapkan oleh ilmu pengetahuan saat ini bahwa proses penyeleksian yang dialami sel-sel sperma terjadi sebelum tahapan penciptaan.
Gambar 3: Ovum yang dikelilingi oleh sel-sel Sperma yang aktif menuju ke aranya, Dan ketika salah satu dari sel-sel itu berhasil mencapainya (pembuahan) maka tahapan Saripati akan membuahkan نطفة الأمشاج atau setetes mani yang bercampur.
Gambar 4:Diperoleh dari Mikroskop Elektronik, Gambar dari proses pembuahan Sel telur dan sel sperma yang selanjutnya akan membentuk نطفة الأمشاج atau Zigot. Permission from Nilsson et al, A Child is Born, New York, Delacorte Press, 1982
3. Setetes mani yang tercampur ( نطفة الأمشاج )
Bentuk Ovum yang telah terbuahi mensimulasikan bentuk `Setetes Air`, wujud ini persis dengan makna نطفة (sedikit atau setetes air) seperti yang telah dijelaskan.
Adapun makna dari نطفة الأمشاج adalah: setetes cairan yang telah tercampuri, dan setetes campuran ini dapat diketahui pada awal proses pembentukannya (Zigot).
Mengenai tetesan cairan ini Al-Quran telah menyinggungnya dengan istilah `Setetes Mani` dalam Ayat:
Adapun uraian penting yang terdapat dengan ayat ini, yaitu kata `Setetes` yang merupakan kata tunggal bersandingan dengan kata أمشاج (kata jamak ) yang berfungsi sebagai sifat dari kata `Setetes`, dalam qaidah bahasa Arab menjelaskan bahwa kedudukan sifat harus mengikut dengan yang disifati baik itu dalam keadaan Tunggal, rangkap, atau jamak (lebih dari satu).
Dan pengistilahan نطفة الأمشاج sebagai mana yang dipahami oleh para Ulama Tafsir bahwa : نطفة bermakna tunggal, tetapi dalam arti Jamak (9)
Dan kata أمشاج dalam perspektif Ilmiah memiliki signifikansi yang sangat mendetail yaitu : ibarat Organisme tunggal yang terdiri dari berbagai campuran dan membawah unsur karakteristik leluhur dan cucu-cucu pada setiap Janin.
Dalam tahapan ini pertumbuhannya akan terus berkembang dalam wujud `Setetes Air` yang terdiri dari berbagai sel kecil yang disebut Blastomer, dan setelah Empat hari akan terdiri dari bulatan-bulatan sel yang dinamakan Morula yang kemudian menjadi Blastocyst.
Melalui Mikroskop, tampak gambar نطفة pada berwujud Morula
Selama tahapan ini, istilah نطفة الأمشاج sangat cocok untuk mengambarkan perkembangan yang dilalui sel sperma dan Ovum hingga menjadi Zigot.
Demikianlah spesifikasi Al-Quran yang begitu menakjubkan, Dengan mengunakan pengistilahan yang menyeluruh dan pengambaran yang mendetail, Al-Quran telah menguraikan fase pertama tentang penciptaan Manusia (yang masih berlanjut pada tiga tahapan dalam Zigot di bagian tulisan selanjutnya) , jika tanpa dilengkapi dengan alat pendeteksi yang mutakhir mustahil Ilmu pengetahuan bisa mengungkapkan misteri Embrio yang telah terkubur selama berabad-abab, Dan dengan kemajuan teknologi dan Ilmu pengetahuan hal itu Justru menjadi saksi atas kebenaran Mukjizat Al-Quran dan As-sunnah. Dengan seiring berjalannya waktu Allah Saw akan terus memperlihatkan kebesarannya lewat penemuan-penemuan Umat Manusia itu sendiri.
Allah Swt telah mengaruniakan `Bukti-Bukti Nyata` kepada setiap Utusan dari para Rasul-Nya, sebagai peneguh Risalah yang dibawanya dalam memikul beban Dakwah dan menyeru kepada ummat manusia menuju penyembahan Allah Swt semata.
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ…..
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata….(Al-Hadiid: 25)Para Ulama menamakan `Bukti-Bukti Nyata` itu dengan istilah `Mukjizat`, dan sudan menjadi sunnahtullah bahwa Mukjizat-mukjizat yang dikaruniakan pada setiap Rasul harus sesuai dengan kondisi ummat yang diserukan, sesuai dangan wawasan dan pemikiran mereka agar memberi pengaruh kuat dalam mengajak mereka ke jalan yang benar. Seperti pada Zaman Firaun, ketika kaum paganis Mesir Kuno dahulu sangat mengagungkan kekuatan Sihir, maka dengan Mukjizat-Mukjizat nyata Nabi Musa A.s dapat mengalahkan Ilusi-ilusi para penyihir untuk membebaskan Bani Israel dari cengkraman Firaun, dan tatkala Nabi akhir zaman Muhammad Saw diurus untuk seluruh Manusia, Allah Swt mengaruniakannya dengan beraneka ragam Mukjizat yang sesuai dengan Kondisi, wawasan dan pemikiran Ummat manusia dari setiap generasi-generasi hingga hari Kiamat. Seperti Pada zaman Arab Jahiliah, ketika kefasihan tutur kata tertuang dalam bait-bait Syair yang sangat dibanggakan oleh bangsa Arab, maka Al-Quran tampil dengan gaya literatur yang karismatik dan tak tertandingi yang seketika melumpuhkan lidah-lidah para pujangga besar Arab dalam menentang dan mengingkari keajaiban kesastraan Mukjizat Nabi Muhammad Saw. Tidak berhenti sampai di sini, setelah Beliau wafat bukti-bukti kebenarannya masih terus bermunculan dari generasi ke generasi, betapa banyak kejadian yang membuktikan kebenaran Nubuwat-Nubuwat Baginda Rasulullah ?, Bukti kebenaran tersebut akan terus bermunculan bahkan pada era modern saat ini, ketika kejayaan sains melahirkan teknologi dan penemuan-penemuan yang menakjubkan Allah Swt kembali memperlihatkan kebesaran-Nya lewat Mukjizat Nabi Akhir Zaman ini yang terdapat dalam Al-Quran dan As-sunnah. Diantara Mukjizat paling spektakuler yang menyikap keterlambatan Ilmu pengetahuan dan banyak mengislamkan para Ilmuwan Besar (1) adalah Mukjizat tentang tahapan-tahapan penciptaan manusia dalam janin (Embriologi) yang akan kita ketahui dalam beberapa bagian tulisan InsyaAllah.
Ketika berbicara tentang Embriologi dalam prespektif Al-Quran dan As-Sunnah terdapat beberapa fase atau tahapan dasar yang akan dilalui embrio sebelum berevolusi menjadi manusia, Mengenai tahapan evolusi embrio Allah Swt berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ
طِينٍ(12)ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ(13)ثُمَّ
خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً
فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ
أَنشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ
الْخَالِقِينَ(14)
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (12) Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) (13) Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian
Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,
Pencipta Yang Paling Baik (14)”( Al-Muminun: 12-14)Dari ayat ini, Fase penciptaan Manusia terbagi dalam beberapa tahapan yaitu: Fase pertama: sperma (Air mani), Fase kedua: Segumpal darah dan daging, Fase ketiga: pembentukan tulang belulang dan pembungkusan (dengan) daging, Fase Keempat: pembentukan Manusia.
Fase Pertama-Sperma
Di antara permasalahan yang sukar nan kompleks sepanjang perjalanan sejarah embriologi adalah Penemuan mengenai urutan dan tahapan-tahapan pembentukan Embrio, dianggap rumit dikarenakan keterbatasan sarana dalam meneliti eksistensi embrio yang berukuran sangat kecil terkhusus pada minggu-minggu pertama kehamilan, hingga ditemukannya Mikroskop pada abad ke tujuh belas yang mendorong para Ilmuwan untuk menyimpulkan bahwa sel sperma pada lelaki dan sel telur pada perempuan memiliki peranan mendasar dalam pembentukan embrio.
Namun pada hakekatnya, Al-Quran ( yang kembali ke abad ketujuh silam) adalah referensi pertama yang menjelaskan secara detail tahapan-tahapan eksternal embrio, dan proses-proses internal penting yang terjadi dalam setiap tahapannya. Dengan pengistilahan Komprehensif yang sangat fleksibel Al-Quran telah menguraikan fakta Ilmiah tersebut.
Ada pun Fase pertama yang akan kita bahas pada bagian tulisan kali ini adalah Tahapan Sperma (air mani) atau Spermatozoid (النطفة )
Definisi istilah
Kata نطفة Sperma dalam bahasa Arab dapat diartikan dalam beberapa makna, diantaranya: Sedikit atau setetes air. Dan Ibnu Manzur menafsirkan bahwa: Sperma disamakan dengan setetes air (2)
Sepeti yang diisyaratkan dalam Hadist riwayat Imam ahmad dari Abdullah bin Masud ra bahwa: seorang yahudi pernah berlalu sementara Rasulullah Saw tengah berbincang dengan para sahabatnya, lalu berkatalah Kafir Qurais kepadanya: “Wahai Yahudi, sesungguhnya orang ini (Nabi Muhammad) mengaku dirinya sebagai Nabi”, Yahudi berkata: “akan kutanyakan kepadanya tentang sesuatu yang tidak diketahui kecuali para Nabi”, maka ia pun datang dan duduk di hadapan Beliau kemudian bertanya: “ wahai Muahmmad, dari manakah Manusia diciptakan?, Rasulullah Saw menjawab: “Wahai yahudi,(diciptakan) dari setiap Air mani Laki-laki dan Perempuan” (3)
Dari hadist ini dapat dikatakan bahwa istilah air mani mencangkup Sel sperma dan Ovum, yang akan berakhir pada proses implantasi (penanaman) dan ada pun prose-proses yang akan dilalui sperma sebagai berikut:
1. Air yang terpancarkan ( ماء دافق )
Sperma pada Pria keluar dengan terpancarkan, seperi yang diisyaratkan dalam Al-Quran:
فَلْيَنظُرْ الْإِنسَانُ مِمَّ خُلِقَ(5)خُلِقَ مِنْ مَاءٍ دَافِقٍ(6)
“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? (5) Dia diciptakan dari air yang dipancarkan (6) (Ath Thariq: 5-6)Yang perlu diperhatikan dari ayat ini bahwa kata `Pancar` disandingkan dengan `Air` yang menunjukkan makna: sifat pancaran yang kuat pada Air (4)
Di era Modern kini, ilmu pengetahuan menemukankan bahwa sel-sel sperma yang terdapat pada air mani pria harus berkriteria organisme yang aktif dan bergerak memancar, karena hal itu merupakan syarat terpenuhinya proses inseminasi (pembuahan). Juga ilmu pengetahuan berkesimpulan bahwa Air mani perempuan yang mengandung Ovum (sel telur) bergerak memancar sewaktu keluar menuju saluran rahim (Tuba Fallopi) dan karakteristik Ovum harus berjenis organism aktif dan bergerak merambat untuk mencapai proses pembuahan.
Maka makna dari `Air yang dipancarkan` yang dijelaskan dalam Al-Quran telah mewakili sifat cairan dari sperma dan Ovum sebelum proses pembuhan.
Gambar 1: sperma atau Air Mani yang diperbesar 450 kali, setiap sel sperma memiliki kepala berbentuk Oval dengan sedikit menonjol, dengan tubuh pendek dan ekor bergerak membantu membawanya mencapai tempat pembuahan.
Gambar 2: Ovum yang diperbesar (100) kali, proses penarikan sel telur ke bagian dalam saluran. Nilsson et al, A Child is Born, New York, Delacorte Press, 1982
2. Saripati ( سلالة )
Lafaz سلالة Saripati dalam bahas Arab digunakan dalam beberapa makna, diantaranya:
Sesuatu yang tercabut atau terlepas secara perlahan-lahan (5)
Juga bisa bermakna: ikan panjang (6)
Salah satu Ahli tafsir mengatakan bahwa Kata المهين (yang hina) yang dimaksud dalam Ayat adalah cairan lelaki (7)
ketika kita memperhatikan dengan seksama bentuk sel-sel Sperma maka bisa kita simpulkan bahwa sel Sperma adalah: Saripati yang berasal dari sperma laki-laki berbentuk ikan panjang dari cairan yang hina (Air mani) (Lihat Gamabar 1), semua hal itu telah tercantum dalam firman-Nya:
ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (As-Sajadah: 8)Dengan masuknya sel sperma pada sel telur, maka keduanya akan membentuk نطفة الأمشاج atau setetes mani yang bercampur (antara benih lelaki dengan perempuan) (Lihat gambar 4). Dalam salah satu Hadist Nabawi menjelaskan bahwa proses pembuahan tidak akan terjadi dari semua sel-sel sperma yang terdapat pada Air mani lelaki, Rasulullah Saw Bersabda:
ما من كل الماء يكون الولد
“Tidaklah dari setiap Air (akan) menjadi Anak” (HR. Muslim) (8)Uraian Hadis Nabawi di atas sangat tepat dengan apa yang diungkapkan oleh ilmu pengetahuan saat ini bahwa proses penyeleksian yang dialami sel-sel sperma terjadi sebelum tahapan penciptaan.
Gambar 3: Ovum yang dikelilingi oleh sel-sel Sperma yang aktif menuju ke aranya, Dan ketika salah satu dari sel-sel itu berhasil mencapainya (pembuahan) maka tahapan Saripati akan membuahkan نطفة الأمشاج atau setetes mani yang bercampur.
Gambar 4:Diperoleh dari Mikroskop Elektronik, Gambar dari proses pembuahan Sel telur dan sel sperma yang selanjutnya akan membentuk نطفة الأمشاج atau Zigot. Permission from Nilsson et al, A Child is Born, New York, Delacorte Press, 1982
3. Setetes mani yang tercampur ( نطفة الأمشاج )
Bentuk Ovum yang telah terbuahi mensimulasikan bentuk `Setetes Air`, wujud ini persis dengan makna نطفة (sedikit atau setetes air) seperti yang telah dijelaskan.
Adapun makna dari نطفة الأمشاج adalah: setetes cairan yang telah tercampuri, dan setetes campuran ini dapat diketahui pada awal proses pembentukannya (Zigot).
Mengenai tetesan cairan ini Al-Quran telah menyinggungnya dengan istilah `Setetes Mani` dalam Ayat:
إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang
bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan),
karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (Al-Insan: 2)Adapun uraian penting yang terdapat dengan ayat ini, yaitu kata `Setetes` yang merupakan kata tunggal bersandingan dengan kata أمشاج (kata jamak ) yang berfungsi sebagai sifat dari kata `Setetes`, dalam qaidah bahasa Arab menjelaskan bahwa kedudukan sifat harus mengikut dengan yang disifati baik itu dalam keadaan Tunggal, rangkap, atau jamak (lebih dari satu).
Dan pengistilahan نطفة الأمشاج sebagai mana yang dipahami oleh para Ulama Tafsir bahwa : نطفة bermakna tunggal, tetapi dalam arti Jamak (9)
Dan kata أمشاج dalam perspektif Ilmiah memiliki signifikansi yang sangat mendetail yaitu : ibarat Organisme tunggal yang terdiri dari berbagai campuran dan membawah unsur karakteristik leluhur dan cucu-cucu pada setiap Janin.
Dalam tahapan ini pertumbuhannya akan terus berkembang dalam wujud `Setetes Air` yang terdiri dari berbagai sel kecil yang disebut Blastomer, dan setelah Empat hari akan terdiri dari bulatan-bulatan sel yang dinamakan Morula yang kemudian menjadi Blastocyst.
Melalui Mikroskop, tampak gambar نطفة pada berwujud Morula
Selama tahapan ini, istilah نطفة الأمشاج sangat cocok untuk mengambarkan perkembangan yang dilalui sel sperma dan Ovum hingga menjadi Zigot.
Demikianlah spesifikasi Al-Quran yang begitu menakjubkan, Dengan mengunakan pengistilahan yang menyeluruh dan pengambaran yang mendetail, Al-Quran telah menguraikan fase pertama tentang penciptaan Manusia (yang masih berlanjut pada tiga tahapan dalam Zigot di bagian tulisan selanjutnya) , jika tanpa dilengkapi dengan alat pendeteksi yang mutakhir mustahil Ilmu pengetahuan bisa mengungkapkan misteri Embrio yang telah terkubur selama berabad-abab, Dan dengan kemajuan teknologi dan Ilmu pengetahuan hal itu Justru menjadi saksi atas kebenaran Mukjizat Al-Quran dan As-sunnah. Dengan seiring berjalannya waktu Allah Saw akan terus memperlihatkan kebesarannya lewat penemuan-penemuan Umat Manusia itu sendiri.
وَلَتَعْلَمُنَّ نَبَأَهُ بَعْدَ حِينٍ
“Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Quran setelah beberapa waktu lagi”(Shaad: 88)
Adakah Jarak antara Agama dan Ilmu Pengetahuan? (2)
Adakah Jarak antara Agama dan Ilmu Pengetahuan? (2)
Penemuan-penemuan dari Para ilmuwan Islam di masa kejayaan Islam hanya
berusaha untuk melihat bagaimana alam semesta ini, termasuk semua
makhluk, bumi, matahari, bulan dan bintang-bintang itu diciptakan dan
berjalan sesuai pengetahuan dan kehendak satu Tuhan. Mereka melakukan
penelitian-penelitian mereka sebagai suatu tugas ukhrawi sesuai perintah
di dalam al-Qur’an:
‘Katakanlah, ‘Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.’ (al-‘Ankabut: 20)
Islam adalah suatu agama sederhana yang memotivasi pikiran kita untuk memiliki iman yang logis tentang Allah yang Maha Esa. Tidak ada dogma-dogma ditemukan di dalam Islam. Para ilmuwan Islam meneliti alam semesta, sesuai pesan di dalam ayat, untuk menemukan hikmah dan ilmu pengetahuan guna memperkuat keyakinan mereka yang logis.
‘Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.’ (al-Hijr: 19)
Ayat ini menyatakan suatu fakta ilmiah mengenai penciptaan bumi, yaitu keseimbangan. Allah merancang bumi dengan luas dan kandungan yang dapat memelihara lingkungan agar tetap dalam satu keseimbangan yang cermat, untuk mengakomodasi hidup kita di permukaannya.
Ini adalah sarana untuk memahami ayat tersebut dan untuk memahami Hikmah dari Penciptanya berdasarkan pengetahuan dan logika ilmiah. Sebanyak kita mengenal, semakin yakin pemahaman kita terhadap ayat ini dan semakin kuat iman kita kepada Allah.
Dengan penemuan-penemuan ilmiah kita menemukan hikmah dari Penciptanya di dalam mengadaptasikan kondisi-kondisi kosmik untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan kebutuhan hidup bagi makhluk-makhluk yang hidup di muka bumi. Suatu keseimbangan juga dijaga dengan baik antara tekanan darah, kelembaban suhu tubuh dan kulit. Bagaimanapun, kondisi-kondisi tekanan, suhu, kelembaban, sistem pemberian makan dan sistem pelengkap lain secara ilmiah ditentukan oleh banyak faktor seperti sinar matahari, kadar air, lingkungan, ketebalan udara, komposisi udara, dan lain-lain. Keseimbangan lain juga dapat ditemukan pada ukuran hati tiap makhluk untuk memberi tekanan penyeimbangan.
Keseimbangan lain ditemukan pada elemen dasar seluruh alam semesta, yaitu atom. Di dalam atom, muatan positif berada dalam keseimbangan dengan muatan negatif. Gerakan elektron-elektron itu seimbang dalam garis edar di sekitar nukleus. Keseimbangan ini ditemukan di dalam atom pada tiap benda. Sebagaimana keseimbangan ini ditemukan di dalam elemen dasar tiap makhluk hidup, yaitu sel yang hidup. Di dalam sel, kita menemukan tekanan dari zat cair di dalam sel itu seimbang dengan tekanan atmosfer di luar dinding sel, suhu sel itu seimbang dengan suhu udara di sekitarnya, dan kelembaban sel itu seimbang dengan kelembaban atmosfer ke di luar dinding sel. Keseimbangan ini dijaga dengan mekanisme-mekanisme yang berbeda menurut lingkungan yang melingkupi sel-sel seperti sel yang ada di padang pasir, laut, pegunungan tinggi, atau dataran rendah. Masing-masing sel mempunyai keunikannya sendiri dalam mempertahankan keseimbangannya.
Jika kita memperhatikan tumbuhan dan makhluk hidup lain di dalam hutan, sungai-sungai dan laut-laut, Anda akan menemukan masing-masing dari mereka mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan desain yang elegan dan mekanisme-mekanisme yang menandakan Kehebatan Penciptanya dan meyakinankan kita akan keesaan-Nya. Sebagai contoh, ikan-ikan di laut mempunyai darah dingin, sementara ikan-ikan kecil mungkin memerlukan satu ton makanan setiap tahun untuk menyeimbangkan panas agar tidak hilang dari tubuh. Tubuh ikan itu dapat menyeimbangkan tekanan tubuhnya ketika berada perairan yang dalam. Sebagaimana burung-burung menyeimbangkan tekanan tubuh dengan tekanan udara yang rendah saat berada di angkasa yang tinggi. Tekanan-tekanan yang seimbang dengan suhu udara itu ditemukan sebagai bukti-bukti yang ilmiah untuk Hikmah Allah.
suheri rizki
‘Katakanlah, ‘Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.’ (al-‘Ankabut: 20)
Islam adalah suatu agama sederhana yang memotivasi pikiran kita untuk memiliki iman yang logis tentang Allah yang Maha Esa. Tidak ada dogma-dogma ditemukan di dalam Islam. Para ilmuwan Islam meneliti alam semesta, sesuai pesan di dalam ayat, untuk menemukan hikmah dan ilmu pengetahuan guna memperkuat keyakinan mereka yang logis.
‘Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.’ (al-Hijr: 19)
Ayat ini menyatakan suatu fakta ilmiah mengenai penciptaan bumi, yaitu keseimbangan. Allah merancang bumi dengan luas dan kandungan yang dapat memelihara lingkungan agar tetap dalam satu keseimbangan yang cermat, untuk mengakomodasi hidup kita di permukaannya.
Ini adalah sarana untuk memahami ayat tersebut dan untuk memahami Hikmah dari Penciptanya berdasarkan pengetahuan dan logika ilmiah. Sebanyak kita mengenal, semakin yakin pemahaman kita terhadap ayat ini dan semakin kuat iman kita kepada Allah.
Dengan penemuan-penemuan ilmiah kita menemukan hikmah dari Penciptanya di dalam mengadaptasikan kondisi-kondisi kosmik untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan kebutuhan hidup bagi makhluk-makhluk yang hidup di muka bumi. Suatu keseimbangan juga dijaga dengan baik antara tekanan darah, kelembaban suhu tubuh dan kulit. Bagaimanapun, kondisi-kondisi tekanan, suhu, kelembaban, sistem pemberian makan dan sistem pelengkap lain secara ilmiah ditentukan oleh banyak faktor seperti sinar matahari, kadar air, lingkungan, ketebalan udara, komposisi udara, dan lain-lain. Keseimbangan lain juga dapat ditemukan pada ukuran hati tiap makhluk untuk memberi tekanan penyeimbangan.
Keseimbangan lain ditemukan pada elemen dasar seluruh alam semesta, yaitu atom. Di dalam atom, muatan positif berada dalam keseimbangan dengan muatan negatif. Gerakan elektron-elektron itu seimbang dalam garis edar di sekitar nukleus. Keseimbangan ini ditemukan di dalam atom pada tiap benda. Sebagaimana keseimbangan ini ditemukan di dalam elemen dasar tiap makhluk hidup, yaitu sel yang hidup. Di dalam sel, kita menemukan tekanan dari zat cair di dalam sel itu seimbang dengan tekanan atmosfer di luar dinding sel, suhu sel itu seimbang dengan suhu udara di sekitarnya, dan kelembaban sel itu seimbang dengan kelembaban atmosfer ke di luar dinding sel. Keseimbangan ini dijaga dengan mekanisme-mekanisme yang berbeda menurut lingkungan yang melingkupi sel-sel seperti sel yang ada di padang pasir, laut, pegunungan tinggi, atau dataran rendah. Masing-masing sel mempunyai keunikannya sendiri dalam mempertahankan keseimbangannya.
Jika kita memperhatikan tumbuhan dan makhluk hidup lain di dalam hutan, sungai-sungai dan laut-laut, Anda akan menemukan masing-masing dari mereka mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan desain yang elegan dan mekanisme-mekanisme yang menandakan Kehebatan Penciptanya dan meyakinankan kita akan keesaan-Nya. Sebagai contoh, ikan-ikan di laut mempunyai darah dingin, sementara ikan-ikan kecil mungkin memerlukan satu ton makanan setiap tahun untuk menyeimbangkan panas agar tidak hilang dari tubuh. Tubuh ikan itu dapat menyeimbangkan tekanan tubuhnya ketika berada perairan yang dalam. Sebagaimana burung-burung menyeimbangkan tekanan tubuh dengan tekanan udara yang rendah saat berada di angkasa yang tinggi. Tekanan-tekanan yang seimbang dengan suhu udara itu ditemukan sebagai bukti-bukti yang ilmiah untuk Hikmah Allah.
suheri rizki
Adakah Jarak antara Agama dan Ilmu Pengetahuan? (1)
Adakah Jarak antara Agama dan Ilmu Pengetahuan? (1)
Hingga kini, para ilmuwan tidak bisa menebak asal mula
kehidupan atau bagaimana kehidupan itu dimulai di muka bumi. Sebagaimana
mereka tak mengerti mengapa dan bagaimana manusia memiliki keunikan
dengan kemampuannya untuk mengetahui dan berpikir yang merupakan sarana
untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Kita mengenal perbedaan antara
kematian dan kehidupan, manusia dan binatang, yang tuli dan yang
mendengar, buta dan melihat, bijaksana dan bodoh. Tetapi kita tidak
mampu memahami lebih jauh perbedaan-perbedaan tersebut, atau kita tidak
mampu mengubah orang mati menjadi hidup, binatang menjadi manusia yang
berpikir, yang tuli menjadi mendengar, buta yang buta melihat, dan yang
lemah akal menjadi bijaksana.
Di antara ujian terbesar terkait keyakinan terhadap Allah adalah saat kita menghadiri kematian seorang sahabat yang kita sayangi. Kita sama sekali tidak berdaya untuk mengembalikan hidupnya. Saat itu kita melihat Allah, merasakan kekuasaan-Nya dan mengenali keperkasaan dan hikmah-Nya. Dalam situasi seperti inilah kita memahami firman Allah berikut,
‘Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah, ‘Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.’’ (al-Isra’: 85)
Menurut ayat ini, kita dikaruniai pengetahuan terbatas yang memungkinkan kita mengenali Pencipta yang mengaruniai nikmat hidup. Pengetahuan yang terbatas tersebut memungkinkan kita untuk melihat Allah dan memahami keberadaan-Nya. Kemampuan-kemampuan tersebut membimbing kita kepada fakta yang logis, dimana harus ada satu Pencipta yang menciptakan alam semesta yang luar biasa seperti ini, dan memeliharanya dengan cara-cara yang sedemikian hebat.
Di dalam Islam, agama atau keyakinan tentang Allah harus dicapai dengan logika yang diberikan kepada manusia, sebagaimana firman Allah,
‘Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’ (ar-Rum: 30)
Pesan serupa terdapat dalam ayat,
‘Berkata rasul-rasul mereka: ‘Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi?’ (Ibrahim: 10)
Sebagian orang mengklaim bahwa ilmu pengetahuan berpijak pada serangkaian eksperimen, sementara agama bukanlah ilmu pengetahuan karena ia berpijak pada keyakinan. Sesungguhnya itu adalah statemen yang tak benar karena tidak seorang pun sudah menguji atau melihat konstruksi dari atom-atom, Artikel alam semesta, magnet atau muatan listrik, komponen-komponen dari gelombang elektromagnetik, konsep-konsep fisika kuantum, dan lain-lain. Semua model tidak lebih dari sekedar asumsi-asumsi logis. Semua ilmu fisika kuantum atau mekanika tidak bergantung pada argumentasi-argumentasi yang teruji, melainkan berpijak pada postulat-postulat logis.
Sebagaimana tiga hukum dari empat hukum Thermodinamik dan Zeroth, dimana hukum kedua dan ketiganya merupakan argumentasi-argumentasi yang tidak teruji. Inti dari termodinamik bergantung pada hukum yang kedua, suatu hukum yang bergantung pada aksioma-aksioma logis atau penalaran logis dan membentuk dasar utama ilmu pengetahuan tersebut. Termodinamik merupakan salah satu ilmu pengetahuan rancang-bangun dasar untuk mengkarakterisasi energi dan mekanisme-mekanisme konversi energi. Salah satu hasil dari hukum yang kedua adalah apa yang disebut ‘Entropi’. Sifat seperti itu ditemukan melalui penalaran logis dan tidak bisa secara langsung diukur atau dirasakan.
Bagaimanapun, ia adalah kunci untuk setiap analisis energi. Tidak seorang pun boleh mengklaim bahwa entropi bukan suatu konsep yang ilmiah.
Dengan alasan yang sama, kita dapat melihat dasar agama. Keyakinan tentang Allah adalah suatu fakta yang dapat ditemukan dengan pemikiran logis. Keyakinan atau fakta tersebut mengarahkan kepada penjelasan-penjelasan logis bagi mereka yang sudah menemukan alam semesta yang tertib, menemukan evolusi-terkontrol, dan penemuan-penemuan lain. Banyak gejala atau mukjizat-mukjizat yang ditemukan di alam semesta itu tidak menemukan penjelasan yang masuk akal tanpa menyertakan keyakinan yang pasti tentang Allah.
Akhirnya, keimanan terhadap Allah adalah satu-satunya fakta yang menawarkan jawaban logis atas pertanyaan-pertanyaan logis yang diungkapkan al-Al-Qur’an berikut ini:
‘Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa?’ (at-Thur: 35-37)
Di dalam ayat-ayat ini, Allah memandu kita kepada Hikmah-Nya dengan penalaran logis yang memberi jawaban tentang alam semesta secara ilmiah. Di dalam Islam, Ilmu pengetahuan dan agama itu serasi. Di dalam al-Qur’an Allah meminta kita untuk meneliti hikmah-Nya pada alam semesta. Allah berfirman kepada kita bahwa Kitab Nya al-Qur’an diturunkan dengan hikmah dan ilmu pengetahuan,
‘Dan sesungguhnya kamu benar-benar diberi al-Qur’an dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.’ (an-Naml:6)
suheri rizki
Di antara ujian terbesar terkait keyakinan terhadap Allah adalah saat kita menghadiri kematian seorang sahabat yang kita sayangi. Kita sama sekali tidak berdaya untuk mengembalikan hidupnya. Saat itu kita melihat Allah, merasakan kekuasaan-Nya dan mengenali keperkasaan dan hikmah-Nya. Dalam situasi seperti inilah kita memahami firman Allah berikut,
‘Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah, ‘Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.’’ (al-Isra’: 85)
Menurut ayat ini, kita dikaruniai pengetahuan terbatas yang memungkinkan kita mengenali Pencipta yang mengaruniai nikmat hidup. Pengetahuan yang terbatas tersebut memungkinkan kita untuk melihat Allah dan memahami keberadaan-Nya. Kemampuan-kemampuan tersebut membimbing kita kepada fakta yang logis, dimana harus ada satu Pencipta yang menciptakan alam semesta yang luar biasa seperti ini, dan memeliharanya dengan cara-cara yang sedemikian hebat.
Di dalam Islam, agama atau keyakinan tentang Allah harus dicapai dengan logika yang diberikan kepada manusia, sebagaimana firman Allah,
‘Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’ (ar-Rum: 30)
Pesan serupa terdapat dalam ayat,
‘Berkata rasul-rasul mereka: ‘Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi?’ (Ibrahim: 10)
Sebagian orang mengklaim bahwa ilmu pengetahuan berpijak pada serangkaian eksperimen, sementara agama bukanlah ilmu pengetahuan karena ia berpijak pada keyakinan. Sesungguhnya itu adalah statemen yang tak benar karena tidak seorang pun sudah menguji atau melihat konstruksi dari atom-atom, Artikel alam semesta, magnet atau muatan listrik, komponen-komponen dari gelombang elektromagnetik, konsep-konsep fisika kuantum, dan lain-lain. Semua model tidak lebih dari sekedar asumsi-asumsi logis. Semua ilmu fisika kuantum atau mekanika tidak bergantung pada argumentasi-argumentasi yang teruji, melainkan berpijak pada postulat-postulat logis.
Sebagaimana tiga hukum dari empat hukum Thermodinamik dan Zeroth, dimana hukum kedua dan ketiganya merupakan argumentasi-argumentasi yang tidak teruji. Inti dari termodinamik bergantung pada hukum yang kedua, suatu hukum yang bergantung pada aksioma-aksioma logis atau penalaran logis dan membentuk dasar utama ilmu pengetahuan tersebut. Termodinamik merupakan salah satu ilmu pengetahuan rancang-bangun dasar untuk mengkarakterisasi energi dan mekanisme-mekanisme konversi energi. Salah satu hasil dari hukum yang kedua adalah apa yang disebut ‘Entropi’. Sifat seperti itu ditemukan melalui penalaran logis dan tidak bisa secara langsung diukur atau dirasakan.
Bagaimanapun, ia adalah kunci untuk setiap analisis energi. Tidak seorang pun boleh mengklaim bahwa entropi bukan suatu konsep yang ilmiah.
Dengan alasan yang sama, kita dapat melihat dasar agama. Keyakinan tentang Allah adalah suatu fakta yang dapat ditemukan dengan pemikiran logis. Keyakinan atau fakta tersebut mengarahkan kepada penjelasan-penjelasan logis bagi mereka yang sudah menemukan alam semesta yang tertib, menemukan evolusi-terkontrol, dan penemuan-penemuan lain. Banyak gejala atau mukjizat-mukjizat yang ditemukan di alam semesta itu tidak menemukan penjelasan yang masuk akal tanpa menyertakan keyakinan yang pasti tentang Allah.
Akhirnya, keimanan terhadap Allah adalah satu-satunya fakta yang menawarkan jawaban logis atas pertanyaan-pertanyaan logis yang diungkapkan al-Al-Qur’an berikut ini:
‘Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa?’ (at-Thur: 35-37)
Di dalam ayat-ayat ini, Allah memandu kita kepada Hikmah-Nya dengan penalaran logis yang memberi jawaban tentang alam semesta secara ilmiah. Di dalam Islam, Ilmu pengetahuan dan agama itu serasi. Di dalam al-Qur’an Allah meminta kita untuk meneliti hikmah-Nya pada alam semesta. Allah berfirman kepada kita bahwa Kitab Nya al-Qur’an diturunkan dengan hikmah dan ilmu pengetahuan,
‘Dan sesungguhnya kamu benar-benar diberi al-Qur’an dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.’ (an-Naml:6)
suheri rizki
Minggu, 26 Mei 2013
Tugas listview
Tugas Bahasa Pemrograman
desain tampilan
syntaxnya
Public Class Form1
Sub
BuatTabel()
Lv.Columns.Add("NIK",
100, HorizontalAlignment.Center)
Lv.Columns.Add("Nama",
100, HorizontalAlignment.Left)
Lv.Columns.Add("Jabatan",
100, HorizontalAlignment.Center)
Lv.Columns.Add("Gaji",
100, HorizontalAlignment.Center)
Lv.Columns.Add("Status",
100, HorizontalAlignment.Center)
Lv.Columns.Add("Tunj.Keluarga",
100, HorizontalAlignment.Center)
Lv.Columns.Add("Pajak",
100, HorizontalAlignment.Center)
Lv.Columns.Add("Total
Gaji", 100, HorizontalAlignment.Center)
Lv.View = View.Details
Lv.GridLines = True
Lv.FullRowSelect = True
End Sub
Sub
IsiTabel()
Dim lst
As New
ListViewItem
lst.Text = Nik.Text
lst.SubItems.Add(nama.Text)
lst.SubItems.Add(jab.Text)
lst.SubItems.Add(gaji.Text)
lst.SubItems.Add(stt.Text)
lst.SubItems.Add(tunj.Text)
lst.SubItems.Add(pajak.Text)
lst.SubItems.Add(total.Text)
Lv.Items.Add(lst)
End Sub
Private Sub Form1_Load(ByVal
sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles MyBase.Load
Nik.Items.Add("001")
Nik.Items.Add("002")
Nik.Items.Add("003")
jab.Items.Add("Mandor")
jab.Items.Add("Kepala
bagian")
jab.Items.Add("staf")
stt.Items.Add("Menikah")
stt.Items.Add("Belum
Menikah")
BuatTabel()
End Sub
Private Sub Nik_SelectedIndexChanged(ByVal
sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles
Nik.SelectedIndexChanged
Select Case Nik.Text
Case
"001" : nama.Text = "oncom"
Case
"002" : nama.Text = "Udin"
Case
"003" : nama.Text = "ujang"
End Select
End Sub
Private Sub jab_SelectedIndexChanged(ByVal
sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles
jab.SelectedIndexChanged
Select Case jab.Text
Case
"Mandor" : gaji.Text = 1750000
Case
"Kepala bagian" : gaji.Text =
2500000
Case
"staf" : gaji.Text = 1250000
End Select
pajak.Text = 0.15 * gaji.Text
End Sub
Private Sub stt_SelectedIndexChanged(ByVal
sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles
stt.SelectedIndexChanged
Select Case stt.Text
Case
"Menikah" : tunj.Text = 0.15 *
gaji.Text
Case
"Belum Menikah" : tunj.Text = 0
End Select
End Sub
Private Sub proses_Click(ByVal
sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles proses.Click
total.Text = Val(gaji.Text) +
Val(tunj.Text) - Val(pajak.Text)
End Sub
Private Sub keluar_Click(ByVal
sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs)
Handles keluar.Click
End
End Sub
Private Sub hapus_Click(ByVal
sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles hapus.Click
Lv.Items.Clear()
End Sub
Private Sub hapus1_Click(ByVal
sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles hapus1.Click
Lv.Items.Remove(Lv.SelectedItems(0))
End Sub
Private Sub simpan_Click(ByVal
sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles simpan.Click
IsiTabel()
Nik.Text = ""
nama.Text = ""
jab.Text = ""
stt.Text = ""
pajak.Text = ""
tunj.Text = ""
gaji.Text = ""
total.Text = ""
End Sub
Private Sub Lv_SelectedIndexChanged(ByVal
sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles
Lv.SelectedIndexChanged
End Sub
End Class
tampilan saat dijalankan
saat program dicoba
saat disimpan di listview
Langganan:
Postingan (Atom)